Ad Unit (Iklan) BIG

Pandemi pada Tata Kota: Pelajaran Berharga untuk Tata Ruang di Era New Normal

Posting Komentar
Pandemi pada Tata Kota: Pelajaran Berharga untuk Tata Ruang di Era New Normal - Hallo sahabat Update 2021, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pandemi pada Tata Kota: Pelajaran Berharga untuk Tata Ruang di Era New Normal, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Artikel, Artikel Kenal Kota, Artikel Planologi, Artikel Transportasi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pandemi pada Tata Kota: Pelajaran Berharga untuk Tata Ruang di Era New Normal
link : Pandemi pada Tata Kota: Pelajaran Berharga untuk Tata Ruang di Era New Normal

Baca juga


Pandemi pada Tata Kota: Pelajaran Berharga untuk Tata Ruang di Era New Normal


Halo sobat planner! Bagaimana kabarnya? Masih betah dengan kondisi pandemi Corona seperti sekarang ini atau sudah mulai bosan ingin jalan-jalan? Walaupun sudah memasuki transisi new normal, jangan sampai kita abai dengan protokol kesehatan yang berlaku ya!

Pandemi ini menunjukkan kerentanan yang berujung pada disrupsi pilar-pilar sistem sosial-ekonomi, terutama pada bidang kesehatan, jaminan sosial, keamanan, politik, hingga struktur kehidupan keseluruhan. Lalu, bagaimana dengan tata ruang?

Nah untuk itu, kali ini Jendela Kota akan membahas informasi mengenai new normal pasca pandemi corona berkaitan dengan tata ruang. Pasti ada hikmah dibalik semua kejadian, begitupun dalam pandemi Covid-19 ini. Apa pelajaran berharga untuk tata ruang ya sobat planner?

Pembatasan Sosial Berskala Besar


Indonesia sudah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No.21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) tanggal 31 Maret 2020 kemarin. Sekarang, Pemerintah Pusat sudah mulai memberlakukan transisi new normal setelah sekitar dua bulan PSBB.

Bersiap untuk New Normal

Bersiap Untuk New Normal

New normal atau tatanan kehidupan baru merupakan skenario pelonggaran pembatasan sosial untuk mempercepat penanganan Covid-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi.

Beberapa provinsi yang yang ditunjuk Pemerintah Pusat untuk bersiap melakukan new normal ini ialah Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Gorontalo, dan Provinsi Sumatera barat. Namun, daerah-daerah lain pun kini juga harus bersiap untuk menyongsong new normal. 

Hal tersebut menimbulkan pro dan kotra karena jumlah kasus Covid belum juga melandai. Akan tetapi, Airlangga Hartanto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menjelaskan alasan sebagai dasar utama keputusan pemerintah menerapkan new normal ialah ekonomi. 

Memang, saat PSBB dilakukan terjadi pembatasan kegiatan di tempat kerja dan tempat/ fasilitas umum sehingga perekonomian juga terganggu. Pandemi Corona ini membuat perekonomian Indonesia melemah dan banyak imbas seperti PHK massal yang mencapai sekitar 1,8 juta orang pada sektor-sektor kerja. 

Hal tersebut tentu harus ditindaklanjuti tanpa harus menunggu vaksin Covid-19 ditemukan. Oleh karena itu, Pemerintah Pusat menilai new normal menjadi sangat perlu dan penting dengan menerapkan protokol-protokol new normal.

Covid-19 dengan Tata Ruang :

Covid-19 dengan Tata Ruang

Hendricus Andy Simarmata, Ketua Umum Ikatan ahli Perencana (IAP) mengatakan ada sejumlah poin penting yang perlu diperbaiki dalam perencanaan tata ruang, menurutnya pandemi corona akan mengubah struktur tata ruang kota.

Kita mengenal bahwa tata ruang merupakan wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. 

Sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukkan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukkan ruang untuk fungsi budidaya. Sobat planner dapat membaca artikel Jendela Kota tentang Mengenal Lebih Dekat Dengan Resilient City.

Hal yang paling berpengaruh dalam penyebaran covid-19 ialah adanya kepadatan penduduk dan intensitas pergerakan yang tinggi sehingga mudah bagi virus menyebar lebih luas dan cepat. Hal tersebut tentu sangat berkaitan dengan tata ruang dimana pola perumahan dan transportasi mempengaruhi tatanan sebuah kota.

Dr. Steven Goodman, ahli epidemiolog Stanford University mengatakan bahwa kepadatan penduduk merupakan musuh besar dalam situasi pandemi seperti sekarang ini.

Hal ini relevan dengan banyak negara dan kota-kota di dunia dengan kepadatan tinggi ditemukan kasus jumlah Covid-19 yang tinggi pula, seperti kota-kota di Negara Amerika, Italia, bahkan Indonesia. 

Kota New York memiliki kepadatan penduduk mencapai 72.519 jiwa perkilometer persegi, Jakarta dengan 13.733 jiwa perkilometer persegi, dan Milan memiliki tingkat kepadatan penduduk sebesar 7.700 jiwa perkilometer persegi.

Kota-kota tersebut sampai saat ini memiliki jumlah kasus Covid-19 yang tinggi karena adanya pola interaksi yang sempit antara warganya, sehingga tidak dapat menutup kemungkinan penyebaran akan lebih berisiko pada tempat/kota dengan tingkat penduduk yang tinggi dan menimbulkan kasus penyebaran yang disebut local transmission. 

Selain itu, adanya pergerakan masyarakat yang masif juga dapat menjadi faktor penyebab meluasnya Covid-19. Globalisasi, mobilitas, dan konektivitas yang tinggi memungkinkan virus dapat berkembang dan menyebar dengan cepat ke berbagai negara dan kota. 

Mobilitas dan Konektivitas Penduduk

Penduduk dengan mobilitas dan konektivitas perdagangan yang tinggi dan yang melakukan perjalanan komuter dalam bekerja berisiko tinggi terpapar Covid-19 ini. 

Michele Acuto, Profesor di bidang urbanisasi Univertsitas of Melbourne, menyebut bahwa penyebaran Covid-19 di seluruh dunia adalah kasus tentang konektivitas desa ke kota, dan sebaliknya. Sehingga bisa menimbulkan kasus penularan dari imporan (imported case).

Pelajaran Berharga


Pelajaran Berharga dari Pandemi

Oleh karena itu, penataan kota pada era new normal ini harus lebih memperhatikan struktur ruang pekotaan. Baik dari segi pengawasan kepadatan bangunan dan sistem jaringan sarana prasarana (sektor transportasi) yang harus lebih diperketat dalam pelaksanaan protokol kesehatan maupun pengawasan pergerakannya.

Dalam merencanakan kota yang sehat, bukan hanya soal merancang tetapi juga mempersiapkan kota yang tangguh dalam bencana alam maupun pandemi dengan dampak seminimal mungkin.

Ruang Kota harus dipersiapkan dalam kondisi krisis dengan membangun bangunan dan ruang multifungsi yang dapat dijadikan sebagai tempat karantina atau isolasi wilayah di tengah permukiman yang padat. Sobat Planner dapat membaca artikel Siapkah Kota Menghadapi New Normal untuk mengetahui lebih lanjut.

Selain itu, perencana diminta untuk tetap kritis dalam mengobservasi fenomena dan dampak yang ada terutama untuk beberapa hal seperti dampak terhadap tata ruang dan sifat keruangan kota dan wilayah.

Demikian artikel Jendela Kota tentang Pandemi pada Tata Kota: Pelajaran Berharga untuk Tata Ruang di Era New Normal. Selalu kunjungi Jendela Kota untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai tata ruang.

Jangan lupa like dan follow instagram kami di @jendelakota



Semoga bermanfaat
Penulis : Afni Ashrida

Referensi : 
Undang-Undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007 



Demikianlah Artikel Pandemi pada Tata Kota: Pelajaran Berharga untuk Tata Ruang di Era New Normal

Sekianlah artikel Pandemi pada Tata Kota: Pelajaran Berharga untuk Tata Ruang di Era New Normal kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Pandemi pada Tata Kota: Pelajaran Berharga untuk Tata Ruang di Era New Normal dengan alamat link https://re-plye2021-1.blogspot.com/2020/06/pandemi-pada-tata-kota-pelajaran.html

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter