Judul : Calon Petahana Dianggap Produk Gagal,Rakyat Demak Lebih Milih Mugi Hebad
link : Calon Petahana Dianggap Produk Gagal,Rakyat Demak Lebih Milih Mugi Hebad
Calon Petahana Dianggap Produk Gagal,Rakyat Demak Lebih Milih Mugi Hebad
Momentum pilkada demak akan dilangsungkan tanggal 9 desember 2020,rakyat demak sudah mengetahui 2 calon kandidat yang mencuat.Pilkada demak bakal jadi pertarungan seru karena pertempuran gerbong rakyat versus koalisi londo ireng.
Pertarungan politik yang diluar kebiasaan dibanding pilkada pilkada sebelumnya dimana biasanya koalisi kerakyatan selalu bergandengan dengan dinasti londo ireng. Namun untuk pilkada demak 2020 rakyat demak menyatakan dirinya berhadapan dengan koalisi londo ireng.
Hal ini disebabkan karena kandidat figur yang diusung oleh dinasti londo ireng merupakan simbol dari representasi produk gagal pilkada kemarin, dimana sebagai petahana gagal menghadirkan perubahan yang dirasakan langsung oleh rakyatnya
Calon wakil bupati yang merupakan wakil bupati incumben dinilai tidak begitu menonjol kiprahnya dan cenderung menambah penderitaan rakyat kian kentara dalam 5 tahun ini.
Calon petahana dinilai tidak mampu menghadirkan gebrakan perubahan bahkan cenderung jalan ditempat. Program smart city yang digadang gadang sebagai mencusuar kemajuan demak ternyata masih jalan di tempat.
Banyak akses jalan yang tak terurus oleh incumben membuat rakyat terganggu mobilitasnya. Ditambah lagi banyak area pesisir demak yang mengalami rob seolah tak terurus bahkan dibiarkan tanpa solusi.
Demak untuk area bantaran sungai dari perbatasan semarang hingga arah menuju kudus masih banyak rakyatnya yang mandi cuci kakus (MCK ) disungai tanpa ada adanya solusi permanen oleh pemkab demak membuat citra demak kian terpuruk.
Prioritas pembangunan pemkab demak kian tak terarah karena anggaran pemkab demak lebih condong mengikuti pesanan dari dinasti londo ireng. Anggaran disusun dalam ruang ruang senyap yang membuat proses lelang anggaran kian tidak transparan yang dampaknya prioritas pembangunan demak kian tidak terarah.
Ditambah lagi sejak adanya corona bikin kekacauan kebijakan pemkab demak semakin menjadi jadi, ujungnya rakyat demak dibuat bingung dengan langkah pemkab demak dalam memberi solusi masalah corona.
Rakyat merasa dibiarkan menderita sejak corona muncul, bahkan banyak pedagang pasar menjerit efek kekacauan kebijakan pemkab demak. Rakyat semakin galau ketika demak ditetapkan sebagai zona merah penularan corona dimana banyak rakyat demak mati dampak corona.
Sumber sumber kegagalan calon petahana yang dinilai telah tidak sanggup memimpin demak malah memaksakan diri untuk mencalonkan diri kembali mendampingi anak kandung dinasti londo ireng.
Kemunculan figur istianah yang merupakan anak kandung dari pengendali dinasti londo ireng telah membuat rakyat demak kian geram. Rakyat menganggap ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Demak dinilai gagal menghadirkan figur yang sesuai harapan rakyat.
Rakyat menilai dengan kandidat calon petahana yang memaksakan diri calon lagi saja sudah bikin rakyat pasti menolaknya dengan berbagai alasan prinsip, ditambah lagi hadirnya istianah sebagai simbol kekuatan dinasti yang coba diwariskan secara turun temurun membuat rakyat kian mantab untuk memilih figur alternatif.
Jangan sampai figur petahana yang merupakan produk gagal dengan disandingkan figur simbol dinasti akan memunculkan keterpurukan rakyat kian mendalam, kesenjangan ekonomi kian menganga jika figur tersebut yang memimpin demak.
Dampak terburuknya bagi kesehatan demokrasi kian parah efek pewarisan simbol dinasti yang coba dicengkeramkan secara turun temurun. Ujungnya pemimpin demak hanya akan jadi piala bergilir untuk anak anaknya sebagai simbol trah dinasti londo ireng yang menguasai demak.
Rakyat kecil seperti para pedagang pasar bakalan kian menderita ketika dinasti londo ireng masih sibuk urusan mempertahankan kekuasaan yang coba dibikin piala bergilir untuk anak anaknya.
Untungnya pilkada demak masih tanggal 9 desember 2020, rakyat demak masih punya kesempatan merenungkan memilih produk gagal sebagai pilihan karena mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya.Karena calon figur petahana dianggap audah jadi produk gagal untuk dicabut mandatnya oleh rakyat.
Momentum corona menjadi momentum mengulur waktu pilkada demi mendapatkan figur terbaik pilihan rakyat. Figur yang harus merepresentasikan nasionalis serta religius sebagai identitas figur khas demak.
Munculnya Mugiyono dan Badrudin Masoem merupakan jawaban dari seluruh potensi kerakyatan yang ada di demak, bahwa demak harus segera di putus mata rantai cengkeraman dinasti londo ireng yang telah banyak menghambat kemajuan demak. Kekacauan prioritas pembangunan harus dihentikan dengan memenangkan kandidat yang bukan berasal dari kekuatan dinasti londo ireng.
Sehingga dengan memenangkan pasangan Mugi Hebad harapannya mampu memutuskan peluang piala bergilir trah kekuasaan dinasti londo ireng. Rakyat juga punya kesempatan untuk menghadirkan mimpi jadi pemimpin demak jika kekuatan dinasti londo ireng mampu ditumbangkan.
Serasa bak gayung bersambut, rakyat demak lebih condong memilih asal bukan dari dinasti londo ireng. Karena bagi rakyat ketika dinasti londo ireng menang dalam 20 tahun terakhir ini banyak kekacauan terjadi didemak. Bahkan anggaran kian tidak transparan karena telah ditentukan diruang senyap.
Maka ketika mampu memenangkan figur Mugi Hebad proses reformasi total yang ada di demak bakal terjadi. Mugi Hebad yang merupakan perpaduan nasionalis religius harapannya mampu mengulang kesuksesan figur Jokowi -KH Ma'ruf amin serta figur Ganjar pranowo -taj yasin yang juga merupakan representasi nasionalis religius yang sangat disukai rakyat.
Pada intinya rakyat menghendaki jangan sampai figur petahana yang merupakan simbol produk gagal memaksakan diri memenangkan pertarungan.
Karena figur petahana sudah dianggap sebagai produk gagal yang tidak layak untuk dilanjutkan,bahkan rakyat siap memastikan figur petahana kalah dalam pilkada seperti nasib incumben lainya kayak ibu endang dan dakirin sebagai kandidat incumbent.
Bagi rakyat demak, bahwa demak cukup angker bagi kandidat incumbent (Petahana) yang tidak sanggup menghadirkan perubahan maka ketika mencalonkan lagi pasti berujung kekalahan.
Rakyat demak dalam penentuan figur pilkada demak 2020 lebih condong memilih figur Mugi Hebad sebagai pilihan mantab demi mengulang cerita sukses ganjar -taj yasin yang sama sama representasi pembaharu nasionalis religius.
Dengan memenangkan Mugi Hebad maka kekuatan dinasti politik bisa diredam dan anggaran demak bisa lebih jelas peruntukannya.
Untuk itu rakyat demak siap bergerilya demi pertempuran hebat antara gerbong rakyat versus gerbong londo ireng yang akan ditentukan kemenangannya pada tanggal 9 Desember 2020.Rakyat demak makin yakin bisa memenangkan pertarungan hanya demi menjemput takdir perubahan.
Demikianlah Artikel Calon Petahana Dianggap Produk Gagal,Rakyat Demak Lebih Milih Mugi Hebad
Sekianlah artikel Calon Petahana Dianggap Produk Gagal,Rakyat Demak Lebih Milih Mugi Hebad kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Calon Petahana Dianggap Produk Gagal,Rakyat Demak Lebih Milih Mugi Hebad dengan alamat link https://re-plye2021-1.blogspot.com/2020/09/calon-petahana-dianggap-produk.html
Posting Komentar
Posting Komentar