Ad Unit (Iklan) BIG

Maksimalisasi Laba - Perspektif Islam Vs Sekuler

Posting Komentar
Maksimalisasi Laba - Perspektif Islam Vs Sekuler - Hallo sahabat Update 2021, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Maksimalisasi Laba - Perspektif Islam Vs Sekuler, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Islamic, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Maksimalisasi Laba - Perspektif Islam Vs Sekuler
link : Maksimalisasi Laba - Perspektif Islam Vs Sekuler

Baca juga


Maksimalisasi Laba - Perspektif Islam Vs Sekuler

Perspektif Islam Vs Sekuler


Abstrak

Tujuan utama dari aktivitas bisnis adalah untuk mendapatkan laba. Terdapat perbedaan pandangan antara sistem ekonomi konvensional dan sistem ekonomi Islam dalam memandang laba. Pandangan terhadap masalah laba dari kedua sistem ekonomi ini adalah tergantung pada pendekatan yang digunakan. Teori ekonomi sekuler biasanya menggunakan pendekatan impersonal dalam kaitan dengan masalah distribusi yang berlandaskan pada kekuatan-kekuatan pasar bahwa kompetisi adalah keadilan produk dari faktor-faktor produksi. Bagian pekerja biasanya masuk di dalam biaya-biaya produksi. Namun, penentuan posisi laba dalam islam dikondisikan pada pandangan islam tentang bisnis, perlindungan kepada konsumen dan bagi hasil di antara faktor yang mendukung produksi itu sendiri.

Kata Kunci : Maksimalisasi laba, impersonal, mashlahat

 

PENDAHULUAN

Sebenarnya teori ekonomi yang berkembang saat ini sudah tidak asli lagi atau sudah banyak dipengaruhi oleh pandangan sistem yang dianut oleh para pengembangan teori ekonomi itu sendiri. Para ahli ekonomi memiliki pandangan bahwa kepentingan pribadi yang menggerakkan perbuatan manusia. Contohnya adalah maksimalisasi laba yang selalu dipandang sebagai rasionalitas bisnis. Artinya, perusahaan dianggap rasional jika dapat memaksimalisasi labanya dengan bebas tanpa terikat dengan kondisi-kondisi pasar dimana perusahaan itu beroperasi.[1]

 

Saat pandemi seperti ini yaitu terserang oleh Covid-19 adalah hal yang tidak dapat dihindari oleh masyarakat sebagai penggerak ekonomi di belahan dunia manapun. Tidak dapat dipungkiri bahawa pandemi ini membuat perekonomian tidak lagi sama seperti biasanya. Perekonomian dalam negeri menjadi kontraksi dan pembisnis harus memikirkan strategi yang dapat mengatasi agar usaha menjadi semakin stabil. Hal yang terpenting saat ini adalah masyarakat harus mampu beradaptasi dan memanfaatkan segala peluang untuk menstabilkan ekonomi. Apalagi para pengusaha dan perusahaan harus mampu mempertahakan usahanya dan memaksimalisasi laba dengan strategi-strategi yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi saat ini.

 

Terdapat perbedaan pandangan antara sistem ekonomi konvensional dan ekonomi islam dalam memandang laba. Pandangan terhadap masalah laba dari kedua sistem ekonomi ini adalah tergantung pada pendekatan yang digunakan. Teori ekonomi sekuler biasanya menggunakan pendekatan impersonal dalam kaitan dengan masalah distribusi yang berlandaskan pada kekuatan-kekuatan pasar bahwa kompetisi adalah keadilan produk dari faktor-faktor produksi. Bagian pekerja biasanya masuk di dalam biaya-biaya produksi. Namun, penentuan posisi laba dalam islam dikondisikan pada pandangan islam tentang bisnis, perlindungan kepada konsumen dan bagi hasil di antara faktor yang mendukung produksi itu sendiri.

 

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa sistem ekonomi yang berlandaskan islam termasuk maksimalisasi laba dalam perspektif islam memiliki kekuatan untuk menciptakan tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera.[2]Prinsip keinginan tak terbatas, alat pemuas keinginan terbatas, dan juga mekanisme pasar konvensisonal perlu dibingkai oleh sistem nilai transendental berdimensi Ilahiyah sehingga etos perdangan yang benar-benar islam bisa membumi dan tujuan akhir dari perdagangan itu sendiri yaitu laba dapat sesuai dengan yang diharapkan syariah.[3]

 

         Dalam menjalankan bisnis pasti bertujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Namun kejadian yang dihadapkan sekarang ini adalah penyimpangan oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau dalam memaksimalisasi laba. Contohnya adalah penjual menjual barang dengan kualitas buruk namun dengan harga yang tinggi. Seharusnya, jika kualitas barang buruk, maka biaya produksinya akan semakin rendah. Jika pengusaha mengamalkan maksimalisasi laba yang sesuai dengan syariat Islam maka hal ini tidak akan terjadi. Mempertimbangkan dengan kesenjangan dengan teori yang ada, penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana maksimalisasi laba dalam perspektif islam dan sekuler?” diharapkan penelitian ini memberikan manfaat dan mengurangi kesenjangan yang ada dalam praktek maksimalisasi laba dalam suatu perusahaan.

 

Baca Selanjutnya


Demikianlah Artikel Maksimalisasi Laba - Perspektif Islam Vs Sekuler

Sekianlah artikel Maksimalisasi Laba - Perspektif Islam Vs Sekuler kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Maksimalisasi Laba - Perspektif Islam Vs Sekuler dengan alamat link https://re-plye2021-1.blogspot.com/2021/01/maksimalisasi-laba-perspektif-islam-vs.html

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter