Judul : Dosa Politik Gerindra dan PKS Bikin Ambyar Jakarta
link : Dosa Politik Gerindra dan PKS Bikin Ambyar Jakarta
Dosa Politik Gerindra dan PKS Bikin Ambyar Jakarta
Sumber foto:Tribunnews.com/haerudin
Jakarta memang selalu menarik bagi siapapun, tak terkecuali termasuk partai politik selalu ingin merebut kekuasaan di jakarta sebagai kekuatan sentra kekuasaan. Namun akan menjadi masalah jika figur yang diusung tidak faham dengan kondisi jakarta. Fenomena Anies Baswedan yang terkesan dipaksakan untuk memimpin jakarta adalah bukti kegagalan dan dosa politik partai pengusung dalam menampilkan figurnya.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pilkada DKI 2017 adalah pilkada paling brutal diantara pilkada yang selama ini ada di Indonesia. Ada kesan menghalalkan segala cara demi merebut kekuasaan di jakarta. Pengerahan massa besar besaran dengan melibatkan massa dari luar jakarta untuk pembentukan opini demi melengserkan calon incumbent saat itu. Pada saat itu Ahok merupakan figur kuat yang mampu memberikan pengaruhnya bagi perubahan jakarta.
Ketika hegemoni ahok yang begitu kuat membuat partai partai politik ingin melengserkan dengan berbagai cara. Maka dilancarkanlah setting aksi dengan strategi menghalalkan segala cara demi meruntuhkan ahok dari puncak kekuasaan.
Efek kekuatan Ahok merupakan bagian dari minoritas menjadi celah yang membuat pertempuran diarahkan pada strategi sentimen agama demi melengserkan Ahok dari kekuasaan. Maka gempuran gempuran berbau narasi ayat dan mayat dijadikan kekuatan untuk menggerakkan sentimen publik demi menyerang titik terlemah Ahok yang tidak kuat dibentengi apapun.
Gerindra dan PKS seolah menari dalam alunanan langgam sentimen agama demi menyerang Ahok, yang ujungnya pertarungan pilkada bukan lagi soal pertarungan kompetisi program tapi digiring pada pertarungan doktrin agama demi membangun sentimen publik terhadap dogma agama.
Akhirnya Ahok kalah dan lengser bukan karena programnya yang jelek tapi gara gara Ahok merupakan bagian dari minoritas yang tidak layak memimpin mayoritas begitulah doktrinnya. Gempuran isu dogma agama membuat pergeseran dukungan politik berubah pasca dogma agama lebih utama daripada program untuk pembenahan jakarta.
Ketika gerindra dan PKS berhasil memenangkan pertarungan lewat gempuran sentimen agama,tapi sayangnya figur yang ditampilkan ternyata tidak begitu faham masalah jakarta.
Terpilihnya Anies Baswedan hanyalah efek memainkan rangkaian kata dibungkus sentimen agama. Kalau kita lihat perkembangan jakarta dua tahun ini memimpin ternyata telah membawa arah jakarta mengalami kemunduran.
Birokrasi jakarta yang dulu jaman ahok lebih responsif pada kondisi rakyatnya tapi era Anies Baswedan lebih cenderung tertutup dan kurang responsif terhadap kondisi rakyatnya. Balaikota jakarta kian sepi bak diujung menara gading yang tak tersentuh rakyatnya.
Kondisi tersebut kian parah ketika Anies Baswedan sibuk mengumbar merangkai kata demi membius warganya. Tapi faktanya kerjanya amburadul membuat rakyat jakarta sudah tidak kuat ingin menjerit.
Fakta terbaru jakarta kembali banjir lagi dutengah kegagapan Anies Baswedan mengelola jakarta.Banjirnya jakarta merupakan bukti kegagalan mengelola Anies Baswedan yang sibuk terlalu banyak mengumbar retorika onani wacana tentang sesuatu hal yang belum pernah dikerjakannya. Anies Baswedan terkesan sibuk menyalahkan pihak lain ketika jakarta kian ambyar.
Hal ini disebabkan karena dosa politik Gerindra dan PKS sebagai partai politik pengusung yang terlalu memaksakan Anies Baswedan yang kurang begitu faham memahami jakarta. Ada kesan Anies Baswedan dipaksa memimpin efek sentimen agama nya doang bukan karena programnya.
Efek dosa politik Gerindra dan PKS membuat jakarta harus membayar derita dan karmanya dampak ulah partai politik yang memilih pemimpin sembarangan. Jakarta terkesan kayak kembali jaman Fausmzi Bowo yang minim perubahan.
Semoga kesalahan kesalahan menentukan pemimpin sembarangan dalam mengelola kota tidak terjadi ditempat lain. Anggap saja jakarta yang ambyar ditangan Anies Baswedan bisa diambil hikmahnya bagi tempat lain yang mau pilkada. Catatan terpentingnya adalah jangan memilih pemimpin sembarangan karena dampaknya akan mengalami kemunduran kayak jakarta, yang dapat merugikan secara moril dan materiil bagi perkembangan kotanya.
Demikianlah Artikel Dosa Politik Gerindra dan PKS Bikin Ambyar Jakarta
Sekianlah artikel Dosa Politik Gerindra dan PKS Bikin Ambyar Jakarta kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Dosa Politik Gerindra dan PKS Bikin Ambyar Jakarta dengan alamat link https://re-plye2021-1.blogspot.com/2020/01/dosa-politik-gerindra-dan-pks-bikin.html
Posting Komentar
Posting Komentar