Ad Unit (Iklan) BIG

Hilang Keberkahan Akibat Etika Wali Murid

Posting Komentar
Hilang Keberkahan Akibat Etika Wali Murid - Hallo sahabat Update 2021, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Hilang Keberkahan Akibat Etika Wali Murid, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel sebuah renungan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Hilang Keberkahan Akibat Etika Wali Murid
link : Hilang Keberkahan Akibat Etika Wali Murid

Baca juga


Hilang Keberkahan Akibat Etika Wali Murid

 

ilustrasi seorang murid sedang belajar mengaji kepada gurunya (source: islami.co)



Sebuah kisah Inspiratif di zaman Syekh Abdul Qadir Al-Jailani. Ceritanya ada seseorang yang busuk hatinya, yang tak suka kepada Syekh Abdul Qadir. Untuk itu ia berupaya mencari jalan dengan cara memfitnahnya..


Dan akhirnya ia pun mempunyai ide untuk memuluskan niatnya itu yakni dengan membuat lubang di dinding rumah Syekh Abdul Qadir, dengan tujuan untuk melihat beberapa aktifitas yang dilakukan oleh sang empunya rumah..


Lalu tibalah ia melancarkan aksinya pada suatu hari. Ketika itu ia melihat Syekh Abdul Qadir sedang makan dengan muridnya. Kebetulan makanan yang disantap oleh Syekh Abdul Qadir adalah makanan kesukaannya yaitu ayam..


Syekh Abdul Qadir mempunyai kebiasaan unik yaitu jika setiap kali ia makan, maka ia hanya akan makan separuhnya saja. Sementara sisanya akan diberikan kepada muridnya. Pun dengan hari itu. Ayam yang disantap olehnya cuma separuh dan seperti biasa sisanya kemudian diberikan kepada salah satu muridnya..


Melihat kejadian itu, maka orang tadi kemudian langsung pergi menemui bapaknya murid yang mendapatkan sisaan ayam dari Syekh Abdul Qadir tersebut. Entah apa maksudnya ia pergi ke sana. Namun rupanya ia telah merencanakan sesuatu di baliknya..


Selanjutnya, terjadilah dialog antara orang itu dengan bapaknya murid Syekh Abdul Qadir tersebut..


"Apakah bapak punya anak yang namanya ini?


"Ya ada".


"Lalu apa benar, anak bapak itu sekarang sedang belajar dengan Syekh Abdul Qadir?


"Ya benar".


"Kalau begitu bapak harus tahu, bahwa anak bapak diperlakukan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani seperti seorang hamba sahaya dan atau seperti kucing saja. Masa sisaan makanan yang dimakan olehnya, kemudian diberikan kepada anak bapak?"


Mendengar informasi itu, si bapak tidak menjawab. Yang ada ia malah langsung pergi ke rumah Syekh Abdul Qadir, dengan perasaan tak puas. Entah sepertinya ia kecewa dengan informasi yang diberikan oleh orang tersebut..


Si bapak itu kemudian tiba di rumahnya Syekh Abdul Qadir dan langsung berbicara dengan guru anaknya tersebut dengan nada seperti orang mau marah..


"Wahai tuan Syekh, saya menghantar anak saya kepada tuan Syekh bukan untuk dijadikan pembantu atau diperlakukan seperti kucing. Tapi saya berharap agar anak saya kelak menjadi alim ulama".


Dan Syekh Abdul Qadir hanya menjawab ringkas saja, mendengar ucapan dari wali muridnya itu; "Kalau begitu, ambillah anakmu"..


Mendengar jawaban dari tuan Syekh yang seperti merespons perasaan kecewanya pada saat itu, maka si bapak tadi kemudian mengambil anaknya dan langsung diajak pulang. Selanjutnya bapak dan anaknya tersebut keluar dari rumah Syekh Abdul Qadir pada saat itu juga untuk menuju pulang ke rumah mereka..

 

Pada saat perjalanan menuju pulang, si bapak tadi iseng-iseng bertanya kepada anaknya tentang beberapa hal mengenai ilmu hukum syariat atau agama. Di luar dugaan, ternyata anaknya itu menjawab semua pertanyaan yang ia berikan, dengan benar dan tanpa salah sekalipun..


Mengetahui itu, maka si bapak tadi tiba-tiba jadi berubah fikiran dengan ingin mengembalikan lagi anaknya kepada tuan Syekh Abdul Qadir. Mungkin si bapak itu merasa takjub dengan pengetahuan yang dimiliki oleh anaknya dan juga merasa bahwa ia tak salah telah menitipkan anaknya itu ke tuan Syekh untuk belajar ilmu syariat di rumahnya..


Lalu tibalah ia dan anaknya di rumah tuan Syekh dan seketika itu juga ia langsung bertemu dan berbicara dengan guru anaknya tersebut..

 

"Wahai tuan Syekh! Terimalah anak saya kembali di sini, untuk belajar dengan tuan. Karena selama ini tuan telah mendidik anak saya dan ternyata anak saya bukan seorang pembantu dan juga tidak diperlakukan seperti kucing. Tapi saya melihat anak saya menjadi sangat luar biasa kelimuannya jika belajar bersama tuan Syekh".


Dan tuan Syekh Abdul Qadir pun kemudian menjawab:


"Maaf, bukan aku tidak mau menerimanya kembali. Tapi Allah sudah menutup pintu hatinya untuk menerima ilmu. Allah sudah menutup futuhnya untuk mendapat ilmu, oleh karena seorang ayah yang tidak mempunyai adab kepada seorang guru. Dan akibat dari itu, maka anaklah yang kemudian menjadi korban"..

 

========== ========== ========== ========== ==========


Dari kisah di atas, hikmah apakah yang bisa kita petik untuk kemudian pantas kita renungkan?

 

Ya ternyata adab itu sangat penting dalam menuntut ilmu. Oleh sebab itu, baik anak, ibu, ayah dan atau siapa itu haruslah selalu menjaga adab kepada seorang guru. Soalnya adab itu adalah cerminan dalam kehidupan seharian kita. Dan kisah di atas menceritakan tentang seorang anak yang kehilangan keberkahan ilmunya, akibat ulah ayahnya yang tidak beradab kepada gurunya yang telah mendidik dan mengajarkan anaknya itu menjadi pintar..


Lalu bagaimana kalau seandainya itu terjadi kepada kita? Semoga kita bukan termasuk orang-orang yang seperti ayahnya si anak tersebut ya. Karena menurut ulama: Satu prasangka buruk saja kepada gurumu, maka Allah SWT akan mengharamkan seluruh keberkahan yang kamu dapatkan dari gurumu.


Semoga Allah SWT menjadikan kita orang yang selalu beradab kepada makhluk-makhluknya, terlebih lagi kepada guru yang mengajarkan ilmu kepada kita dan atau anak kita.. Aamiin.

 

*sumber asli tulisan dari Ibu Nyai Ida (Ponpes Lirboyo), dengan beberapa sedikit perubahan 



Demikianlah Artikel Hilang Keberkahan Akibat Etika Wali Murid

Sekianlah artikel Hilang Keberkahan Akibat Etika Wali Murid kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Hilang Keberkahan Akibat Etika Wali Murid dengan alamat link https://re-plye2021-1.blogspot.com/2020/12/hilang-keberkahan-akibat-etika-wali.html

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter